Senin, 08 September 2014

Laporan Keuangaan Sebelum dan Sesudah IFRS



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian IFRS
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.

B.     Ruang Lingkup Standar Akuntansi Keuangan
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan

C.     Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar “dasar prinsip” yang kemudian menetapkan peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu. Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
·         Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional Financial Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001·   Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards (IAS) dikeluarkan sebelum tahun 2001 Interprestasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC). dikelularkan setelah tahun 2001. Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001·  Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989) (Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989)).

D.    Kerangka Kerja IFRS
Kerangka kerja guna Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan prinsip-prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep- konsep yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk. Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.

E.     Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut SAK dalam Harahap (1999: 74) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah:
  1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.
  2. Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja misalnya untuk Pajak, Bank.
  3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
  4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
  5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
  6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas), (substance over form).
  7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
  8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
  9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
F.      Konsep Dasar Standar Akuntansi Keuangan
1.      Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.      Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut:
1.      Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi.
2.      Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.
3.      Employee benefits.
4.      Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uang asing, muhibah (goodwill), dan penyesuaian nilai wajar.
5.      Instrumen keuangan, termasuk akuntansi lindung nilai (hedging).

G.    Hubungan antar Berbagai Laporan Keuangan
Neraca dan Laporan Laba/Rugi bukanlah merupakan dua laporan yang berdiri sendiri tanpa hubungan. Secara sistematis, hubungan tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 berikut (Jusuf, 2000: 40-41):
H.    Perbandingan PSAK dengan IFRS
Jika kita bandingkan antara semua standar akuntansi yang dimiliki Indonesia dengan IFRS, dengan jelas kita temukan perbedaan kuantitas sebagai berikut:

PSAK
IFRS
43 Standart (PSAK)
37 Standart
8 Syari’ah Standart
8 IFRS
11 Interpretation (ISAK)
29 IAS
4 Tecnical Bulletins
27 Interpretations
1 SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik/UKM)
16 IFRIC Interpretation

11 SIC

Di Indonesia juga masih terdapat Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang masih mengacu pada PSAK lama. Kemungkinan besar setelah konvergensi PSAK ke IFRS akan menyusul perubahan pada SAP.
Tidak semua standar IFRS tersebut diatas dicontek habis dan dirubah menjadi PSAK, itulah mengapa IAI memilih konvergensi dari para adaption dan adoption. Sedikit gambaran saja untuk membedakan ketiga istilah tersebut saya jelaskan dalam tabel berikut:
Perbedaan
Adaption
Convergence
Full Adoption
Arti harafiah
Adaptasi/Penyelarasan
Pertemuan pada suatu titik
Adopsi/pemakaian
Standart akuntansi
Membuat standar yang benar benar baru
Membuat standar baru dengan mempertimbangkan keadaan yang berlaku
Mentranslet standar lama menjadi standar baru
Contoh Negara
Indonesia sebelum IFRS
Indonesia setelah 2012
Australia, Hongkong

IFRS Convergence telah membawa dunia accounting ke level baru, Saya mencatat tiga perbedaan mendasar, yaitu:
1.    PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value based.
Terdapat kewajiban dalam pencatatan pembukuan mengenai penilaian kembali keakuratan berdasarkan nilai kini atas suatu aset, liabilitas dan ekuitas. Fair Value based mendominasi perubahan-perubahan di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya. Sebagai contoh perlunya di lakukan penilaian kembali suatu aset, apakah terdapat penurunan nilai atas suatu aset pada suatu tanggal pelaporan. Hal ini untuk memberikan keakuratan atas suatuatas suatu laporan keuangan.
2.    PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana USGAAP) berubah menjadi Prinsiple Based.
Apa itu Rule Based?
Rule based adalah manakala segala sesuatu menjadi jelas diatur batasan batasannya. Sebagai contoh adalah manakala sesuatu materiality ditentukan misalkan diatas 75% dianggap material dan ketentuan-ketentuan jelas lainnya.
Apa itu Prinsiple Based?
IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur dalam PSAK update untuk mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip yang dapat dijadikan bahan pertimbagan Akuntan / Management perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan.
3.    Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal. Pihak perusahaan harus mengeluarkan pengungkapan pengungkapan (disclosures) penting dan signifikan sehingga para pihak pembaca laporan yang dikeluarkan ke eksternal benar-benar dapat menganalisa perusahaan dengan fakta yang lebih baik.

I.       Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP
Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.
Karena proyek yang sudah berjalan lama konvergensi antara IASB dan FASB, sejauh mana perbedaan spesifik antara IFRS dan GAAP telah mengecil.. Namun perbedaan yang signifikan lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.Contoh:
·         IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).
·         IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin.
·         IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk kemungkinan.
·         IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.
Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti kerangka konseptual IFRS tersebut.
Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama, yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.
Berikut adalah Perbedaan keduanya:

Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:

US GAAP
IFRS
·            Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.
·         Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
·         Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan perusahaan
·         Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
·         Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan terhadap keduanya.


Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

               GAAP
IFRS
Relevan – terdiri dari: 
·      Nilai prediksi – membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan masa depan.
·      Nilai umpan balik – membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi sebelumnya.
·      Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk
        ·     mempengaruhi keputusan
Relevan – terdiri dari: 
·    Nilai prediksi
·    Nilai konfirmasi
·    Materialitas
Dapat dipercaya – terdiri dari: 
·         Disajikan dengan jujur
·         Netral
·         Dapat diferivikasi
Dapat dipercaya – terdiri dari: 
·    Disajikan dengan jujur
·    Netral
·    Substansi mengungguli bentuk
·   Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin adanya konservatisme.
·         Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Dapat dibandingkan
Konsisten


Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar

     US GAAP
IFRS
1.      Kelangsungan usaha
2.      Entitas ekonomi
3.      Unit moneter
4.      Periodisitas
1.      Kelangsungan usaha
2.      Basis akrual

    Level 4 : Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
Efek
konvergensi
1.
Komponen Laporan
Keuangan yang lengkap
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
- Laporan posisi keuangan
(neraca)
- Laporan laba rugi
komprehensif
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
keuangan
- Laporan posisi keuangan
komparatif awal periode dan  penyajian retrospektif
terhadap penerapan
kebijakan akuntansi
Komponen laporan keuangan
lengkap terdiri atas :
- Neraca
- Laporan laba rugi
- Laporan perubahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan
Keuangan

2.
Pengungkapan
dalam Laporan
posisi
keuangan
(neraca)
Berdasar ilustrasi IFRS :

Aset:
Aset Tidak
Lancar
Aset lancar

Ekuitas:
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan ke
pemilik
entitas induk
Hak nonpengendali

Laibilitas
Laibilitas
jangka panjang
Laibilitas
jangka pendek
Berdasar PSAK:

Aset:
Aset
Lancar
Aset Tidak
Lancar

Laibilitas
Laibilitas
jangka pendek
Laibilitas
jangka panjang

Ekuitas
Hak nonpengendali
Ekuitas yang
dapat
diatribusikan ke
pemilik
entitas induk

3.
Istilah minority
Interest
Istilah minority interest (hak
minoritas) diganti menjadi non
controlling interest (hak non
pengendali) dan disajikan dalam
Laporan perubahan ekuitas.
Menggunakan istilah hak
Minoritas

4.
Pos luar biasa
(extraordinary
item)
Tidak mengenal istilah pos luar
biasa (extraordinary item)
Masih memakai istilah pos luar
biasa (extraordinary item)

5.
Penyajian
laibilitas
jangka panjang
yang akan
dibiayai
kembali
Laibilitas jangka panjang
disajikan sebagai Laibilitas
jangka pendek jika akan jatuh
tempo dalam 12 bulan
meskipun perjanjian
pembiayaan kembali sudah
selesai setelah periode
pelaporan dan sebelum
penerbitan laporan keuangan
Tetap disajikan sebagai
Laibilitas jangka panjang


Level 5: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip

            US GAAP
IFRS
1.      Biaya historis
2.      Pengakuan pendapatan                           
3.      Kesesuaian
4.      Pengungkapan penuh
        1.      Biaya historis
2.      Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
3.      Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas
4.      Nilai wajar
5.      Pengakuan pendapatan
6.      Pengakuan beban
7.      Pengungkapan penuh

Level 6 : Perubahan Kebijakan dan Prinsip Akuntansi dan Kesalahan Mendasar
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
Efek konvergensi
1.
Perubahan
kebijakan atau
prinsip akuntansi
Dicatat secara
retrospektif dan
dilakukan penyajian
kembali terhadap
laba ditahan serta
adanya penjelasan
efek kumulatif
perubahan pada saat
periode dilakukan
perubahan
Sama seperti IFRS,
dicatat secara
retrospektif dan
dilakukan penyajian
kembali terhadap
laba ditahan serta
adanya penjelasan
efek kumulatif
perubahan pada saat
periode dilakukan
perubahan

2.
Kesalahan
mendasar
Konsep kesalahan
mendasar
(fundamental error)
dihapus dan diganti
dengan Prior period
error (Kesalahan
periode lalu)
Masih memakai
konsep kesalahan
mendasar
(Fundamental error)
yang disajikan
secara retrospektif

3.
Perubahan estimasi
Perubahan estimasi
dicatat secara
retrospektif dengan
cara melakukan
penyesuaian atas
laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan
estimasi dan laba
rugi periode yang
akan datang jika
mempengaruhi
keduanya.
Sama seperti IFRS,
Perubahan estimasi
dicatat secara
retrospektif dengan
cara melakukan
penyesuaian atas
laba atau rugi tahun
terjadinya perubahan
estimasi dan laba
rugi periode yang
akan datang jika
mempengaruhi
keduanya.


Level 7: Pengakuan dan pengukuran – Kendala

       US GAAP
IFRS
1. Biaya dan manfaat 
2. Materialitas
3. Praktik Industri
4. Konservatisme
1.      Keseimbangan antara biaya dan manfaat
2.      Tepat waktu
3.      Keseimbangan antara karakteristik kualitatif

Sebagaimana diatur dalam IAS 32 & 39 dan IFRS 7 & 9, maka secara ringkas dapat dilihat. ada perbedaan dan persamaan IFRS dengan GAAP, yaitu sebagai berikut:

1.      IFRS dan GAAP untuk debt securities memiliki perlakuan akuntansi yang sama
2.      IFRS dan GAAP menggunakan pengujian yang sama untuk menentukan apakah methode equity digunakan yaitu berdasarkan pengaruh yg signifikan dg patokan lebih dari 20% kepemilikan.
3.      Reklasifikasi securities adalah sama antar keduanya.
4.       Dasar konsolidasi, IFRS dan GAAP mendasarkan pada persentasi kepemilikan (50%)
5.      IFRS dan GAAP sama dalam akuntansi untuk pemilihan Fair Value yaitu pilihan
menggunakan fair value harus dilakukan di awal pengakuan.
6.      GAAP tidak mengizinkan reversal untuk beban impairment yang telah terjadi untuk “available for sale debt and equity securities”.
7.      IFRS tidak mengizinkan hal yg sama untuk “available for sale equity ”, namun
mengizinkan reversal untuk “available for sale debt securities” dan “held-tomaturity securities”.



Perbedaan
IFRS
PSAK
1. Sumber
IAS 1,
Presentation of Financial Statements

PSAK No.1 ( Revisi 1998),Penyajian Laporan keuangan

2. Neraca
Penyajian bukan aset lancar ataupun aset tidak lancar,hanya bila penyajian likuiditas lebih relevan dan dapat diandalkan untuk item tertentu

Memerlukan penyajian aset lancar maupun aset tidak lancar kecuali untuk industri tertentu seperti bank

3. Laporan Kinerja Keuangan:

Laporan laba rugi komprehensip

Laporan laba rugi

4. Laporan Laba/Rugi:

Tidak memiliki format standar meskipun pengeluaran harus disajikan dengan memilih salah satu dari dua format

Sama seperti IFRS. Tetapi ,ada perbedaan rincian pada item yang disajikan pada laporan pendapatan yang diterima di muka

5. laporan Arus kas(format dan metode):

Pos standar tetapi ketentuan terbatas pada isinya. Menggunakan metode langsung atau metode tidak langsung

Sama dengan IFRS tetapi dalam beberapa  entitas harus menggunakan metode langsung

6. Pos Luar biasa:

Didalam IFRS dilarang

Item pos luar biasa masih harus dilaporkan

7. Penyajian Keuntungan dan Kerugian  yang diakui /Pendapatan Komprehensif lainnya:
Menyajikan laporan keuangan yang mengakui keuntungan dan kerugian dalam catatan terpisah ataupun tidak pada laporan perubahan ekuitas pemegang saham

Diakui adanya keuntungan dan kerugian yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas pemegang saham

8. Hasil Presentasi Perusahaan Asosiasi:

Menggunakan metode ekuitas yang menunjukkan hasil saham sesudah pajak

Secara khusus tidak memerlukan penunjukkan hasil saham sesudah pajak

9. Pengungkapan Signifikan Tentang Asosiasi:

Memberikan informasi yang rinci atau signifikan atas aktiva , kewajiban ,pendapatan dan hasil
Pengungkapan yang kurang dibandingkan dengan IFRS .Informasi yang signifikan aktiva , kewajiban ,pendapatan , dan hasil yang tidak diperlukan
10. Tanggung Jawab Laporan Keuangan:

Tidak diatur

Manajemen

11. Komponen Laporan Keuangan:

Laporan posisi keuangan,Laporan laba-rugi

 Neraca, Laporan laba-rugi,Laporan arus kas, Laporan
Contoh Laporan Keuangan Sesudah Penerapan IFRS
1.     



2.     













Contoh Laporan Keuangan Sebelum Penerapan IFRS (berdasarkan PSAK)

3.     
 





Sumber : http://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/contoh-laporan-keuangan-sesuai-ifrs.html
            http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/05/contoh-format-laporan-posisi-keuangan-neraca/


3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. artikel ini sangat menarik bagi saya. bolehkah saya minta draft nya Pak? untuk referensi skripsi saya. asis.sonice@gmail.com

    BalasHapus
  3. artikel ini sangat menarik bagi saya. bolehkah saya minta draft nya Pak? untuk referensi skripsi saya. asis.sonice@gmail.com

    BalasHapus